artikel : Bonus Demografi dan Kependudukan



Menghadapi Bonus Demografi dan Ketenagakerjaan





Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang dapat dikatakan cukup banyak. Hal ini dapat dilihat dari angka sensus penduduk yang tiap tahunnya makin meningkat. Hal tersebutlah yang sering kali menjadi alasan ataupun sebab terjadinya masalah-masalah kependudukan, terutama terhadap ketenagakerjaan. Dengan kata lain, pertambahan penduduk sangat berpengaruh terhadap pembangunan bangsa Indonesia di masa mendatang. Lalu pengaruh seperti apa dan terhadap siapa hal ini tertuju?
Dua hal yang tercakup dalam pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan bangsa di masa mendatang ialah ketenagakerjaan dan bonus demografi.
Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada saat sebelum, selama dan sesudah masa kerja.  Sedangkan tenaga kerja sendiri adalah penduduk yang berada pada usia kerja. Masalahnya adalah pertambahan jumlah penduduk akan memperburuk atau malah dapat membantu dan memperbaik pembangunan di Indonesia? Jawabannya adalah bagaimana cara bangsa Indonesia dalam menyikapi serta mengolah hal tersebut.
Pertambahan penduduk terhadap ketenagakerjaan tidak dapat dianggap sebagai suatu persoalan yang remeh. Disaat penduduk terus bertambah sedangkan lapangan pekerjaan tidak memadai ketika itulah angka pengangguran semakin meningkat.


Gambar 1.1 grafik persentase jumlah pengangguran 1999-2008
 

Sebagaimana kita ketahui, jika angka pengangguran terus meningkat maka akan sulit dalam pembangunan bangsa. Akan tetapi jika pertambahan jumlah dibarengi oleh kenaikan tingkat produktivitas masyarakat yang memungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan baru maka secara tidak langsung akan mempercepat pembangunan bangsa. Salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah memotivasi diri untuk mampu berpikir kreatif dalam menciptakan usaha baru tanpa harus mencari pekerjaan pada orang lain. Sehingga akan tercipta lapangan pekerjaan baru oleh masyarakat tanpa harus menunggu pemerintah.
Selain tingkat produktivitas para penduduk, tentu saja pemerintah harus tetap mengatur dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan agar jumlah penduduk di Indonesia tidak meledak serta tetap seimbang.  Seperti program KB yang digalakan pemerintah dengan slogan “Dua anak lebih baik”  memang sangatlah berperan dalam penyeimbangan jumlah penduduk di Indonesia.

Dampak postif dari pertambahan penduduk terhadap ketenagakerjaan:
1.      Jumlah tenagakerja yang melimpah
2.      Jika jumlah pertambahan penduduk penduduk usia produktif lebih besar maka Indonesia dapat mengalami masa bonus demografi
3.      Jika tingkat produktivitas tinggi maka dapat memajukan perekonomian Indonesia.

Dampak negatif pertumbuhan penduduk terhadap ketenagakerjaan
1.      Angka kemiskinan meningkat jika ketersediaan lapangan pekerjaan tidak mencukupi
2.      Angka kesehatan penduduk menurun jika pemerintah tidak mampu menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai.
3.      Kurangnya lahan tempat tinggal.

Indonesia diprediksi akan mengalami kelimpahan jumlah penduduk produktif usia angkatan kerja (15-64 tahun) yang mencapai sekitar 60% atau mencapai 160-180 juta jiwa pada tahun 2020-2030. Hal ini berarti bahwa Indonesia akan mendapat bonus demografi pada masa tersebut. Bonus demografi sendiri adalah bonus yang dinikmati suatu negara karena besarnya jumlah penduduk produktif pada suatu waktu. Bonus demografi juga sangat berperan dalam pembangunan bangsa dikarenakan banyaknya penduduk usia produktif yang akan menjadi bibit-bibit unggul dalam pembangunan.

Gambar 1.2 Tabel Perkiraan Struktur Penduduk 1995-2010
Usia
1995
2000
2005
2010
Juta
%
Juta
%
Juta
%
Juta
%
0-14
66
36,7
64,4
30,6
64,6
30,6
64,5
27
15-64
107,2
59,6
136,3
64,8
145,9
64,8
161,3
66,2
65+
6,6
3,7
4,2
4,6
14,7
4,6
15,1
6,8
jumlah
179,8
100
100
100
225,2
100
238,9
100


      Namun, bonus demografi juga memiliki ancaman-ancaman tersendiri, diantaranya:

  •  Pengangguran besar-besaran
Pengangguran secara besar-besaran sangat mungkin terjadi mengingat bonus demografi adalah keadaan dimana berlimpahnya jumlah penduduk usia produktif. Salah satu faktor penyebabnya ialah kurangnya lapangan kerja. cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini diantaranya adalah dengan mengajak masyarakat untuk berpikir kreatif serta menanamkan semangat: “membuat lapangan kerja sendiri tanpa harus mencari”.  Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat dilaksanakan di berbagai lembaga khususnya lembaga pendidikan serta berbagai sarana seperti reklame, iklan, siaran televisi, siaran radio, dll. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan banyak masyarakat yang termotivasi dan bergerak untuk menciptakan lapangan kerja sehingga nantinya dapat mengatasi masalah kurangnya lapangan pekerjaan dengan sendirinya.

  •  Banyak penduduk berpendidikan rendah
Sekarang ini banyak anak-anak di Indonesia yang mendapatkan pendidikan dalam kuota yang cukup minim bahkan banyak pula yang sama sekali tidak mendapat pendidikan. Kasus tersebut umumnya terjadi di daerah-daerah pelosok atau pedesaan. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua orang atau anak-anak di kota besar mendapat pendidikan yang tinggi, kenyataannya banyak juga anak-anak di kota yang mendapat pendidikan yang rendah bahkan banyak pula yang tidak sama sekali. Buktinya dapat dilihat dari banyaknya anak jalanan serta pengamen cilik di beberapa kota besar di Indonesia. Hal ini akan menjadi ancaman dikarenakan kekhawatiran terhadap calon usia penduduk produktif di masa mendatang yang berpendidikan rendah, yang lebih disayangkan lagi adalah kebanyakan orang Indonesia yang memiliki potensi besar lebih memilih bekerja di perusahaan Asing ataupun di luar negri. Masalahnya, bagaimana cara untk mengatasi masalah pendidikan? untuk mengatasi masalah pendidikan di daerah pedesaan dan pelosok yang tertinggal, adalah dengan pemerataan sarana dan fasilitas lembaga pendidikan khususnya sekolah untuk proses belajar mengajar.

Gambar 1.3 perbandingan fasilitas sekolah di daerah pelosok dan kota.
 
Untuk kasus anak-anak yang tidak mendapat pendidikan, pemerintah telah mengadakan program wajib belajar sembilan tahun secara gratis serta beasiswa kepada anak-anak yang kesulitan secara ekonomi. Namun, mengapa masih banyak anak yang tidak mendapat pendidikan atau putus sekolah padahal program pemerintah tersebut sudah sangatlah efektif? Ternyata lagi-lagi masalahnya akibat ekonomi yang tidak memadai. Banyak kasus di Indonesia yang menyebabkan seorang anak tidak dapat mengenyam pendidikan dikarenakan beban tanggungan sebagai tulang punggung keluarga diakibatkan orang tua yang sakit ataupun sudah meninggal, harus bekerja membantu orang tua/keluarga demi kehidupan sehari-hari, kondisi ekonomi yang tidak mendukung bahkan hanya untuk membeli alat tulis, dan masih banyak lagi. Untuk masalah seperti itu tidak hanya pemerintah yang seharusnya peduli tetapi seluruh masyarakat Indonesia pun harus peduli dengan memberikan bantuan kepada mereka. Inilah perlunya ditanamkan kepedulian antar anggota masyarakat Indonesia.

  •   Produktivitas menurun
Ancaman yang satu ini berhubungan langsung dengan dua ancaman sebelumnya. Bagaimana tidak? Ketika banyak pengangguran dan orang-orang berpendidikan rendah maka sangat mungkin produktivitas nasional menurun. Hal ini sebenarnya tidak akan terjadi apabila masalah pengangguran serta pendidikan rendah mampu ditanggulangi. Namun pemerintah juga perlu melakukan penyuluhan, sosialisasi, serta pelatihan guna meningkatkan sikap dan sifat produktif dalam diri masyarakat.

·         Penduduk usia muda tergerus oleh budaya luar
Prof. Sri Edi Swasono, guru besa ilmu ekonomi Indonesia khawatir terkait ancaman bonus demografi ketika generasi muda telah memegang teguh budaya luar, hal ini nantinya akan menyebabkan Negara Indonesia kehilangan jati dirinya. Sebagai bukti dapat dilihat di kalangan remaja yang banyak menggilai dunia Korea. Hampir seluruh remaja di Indonesia tahu sedikit banyaknya tentang korea atau K-pop. Ironisnya, banyak remaja yang tidak mengenal budaya daerahnya sendiri bahkan terkadang ada yang tidak mampu berbicara bahasa daerahnya namun acap kali berbicara menggunakan bahasa asing. Bagus memang apabila banyak masyarakat Indonesia yang pandai berbahasa asing, namun apa jadinya jika nantinya budaya asli Indonesia sedikit demi sedikit mulai terlupakan atau bahkan hilang? Oleh karenanya, perlu ditanamkan di dalam diri masyarakat terutama para pelajar untuk lebih mengenal dan mencintai budaya lokal sejak dini agar ketika masa bonus demografi tiba, penduduk usia produktif dapat membangun bangsa yang lebih maju tanpa menghilangkan unsur-unsur budaya Indonesia.

Ancaman-ancaman diatas tentu merupakan pengaruh dari pertambahan penduduk secara negatif. Namun tetap saja Indonesia akan mengalami masa bonus demografi dan apabila ancaman-ancaman diatas mampu ditangani oleh pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia, berarti pertumbuhan penduduk tidak selamanya berdampak negatif. Saat Indonesia mengalami masa bonus demografi, bukan tidak mungki Indonesia akan menjadi negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi secara pesat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RIDDLE #2

artikel : Budaya Maritim